BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Sel bakteri dan mikroorganisme
lainnya diamati dengan bantuan mikroskop. Terutama sel bakteri selain selnya sangat
kecil, juga transparan dan tidak berwarna. Setelah metode pewarnaan diketahui
dan dikembangkan. Pengamatan bakteri menjadi lebih muda. Bahkan hasil pewarnaan
itu dapat digunakan untuk pewarnaan lebih lanjut dan mendalam. Diantaranya
digunakan dalam penentuan jenis atau identifikasi. Banyak metode pewarnaan yang
dapat dilakukan dan setiap metode mempunyai tujuan-tujuan tertentu
Salah satu teknik pewarnaan yang
cukup sering digunakan adalah pewarnaan gram.Pewarnaan Gram atau metode
Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas
yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri
yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna
kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat
pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin. Metode ini
diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
(1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884
untuk membedakan antara pneumokokus
dan bakteri Klebsiella
pneumoniae.
Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan
mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna
ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat
pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat
pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan
tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam
struktur kimiawi dinding selnya.
Vibrio
merupakan
patogen oportunistik yang dalam keadaan normal ada dalam lingkungan
pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat yang saprofitik menjadi patogenik
jika kondisi lingkungannya memungkinkan. Bakteri vibrio yang patogen dapat
hidup di bagian tubuh organisme lain baik di luar tubuh dengan jalan menempel,
maupun pada organ tubuh bagian dalam seperti hati, usus dan sebagainya. Vibrio
sp.
tampak pada mikroskop berbentuk batang bengkok berwarna merah (bacil gram
negative), berukuran 1-3x0,4 – 0,6 mikron, tidak berspora, tidak berkapsul,
bergerak dengan flagella satu kutub, tetapi tidak begitu panjang danflagella
ini berakar dalam sitoplasma kuman.
Isolasi bakteri adalah proses mengambil
bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan
sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari
sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan
murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan,
cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan
I.2
Maksud Praktikum
Maksud praktikum ini adalah untuk mengetahui
morfologi bakteri Vibrio sp dari hasil biakan pada media Endo Agar
I.3
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk
mengindentifikasi bakteri Vibrio sp yang telah dibiakan pada media Endo agar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Media Pertumbuhan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme
untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
a.Bahan-bahan media pertumbuhan
1.
Bahan dasar
Ø air (H2O) sebagai pelarut
Ø agar
(dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit
didegradasi oleh mikroorganisme pada
umumnya dan mencair pada suhu 45 oC.
Ø gelatin
juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino
yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang
mampu menguraikannya dibanding agar.
Ø Silica
gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai
pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.
2.
Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk
metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro
seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Ø Sumber
karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik
esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon
organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organik.
Ø Sumber
nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain. Sejumlah
mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
Ø Vitamin-vitamin.
3.
Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium
dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa)
ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil
metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
non-target/kontaminan.
4.
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
Ø Agar,
agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari
beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling)
yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media.
Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya
harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau
sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH
yang asam
Ø Peptone,
peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
Ø Meat
extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari
otak, limpa, plasenta dan daging sapi.
Ø Yeast
extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti
atau pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap &
vitamin (B complex).
Ø
Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino
dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam amilum,
glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll. Konsentrasi yang
ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
a. Macam-Macam Media Pertumbuhan
1.
Medium berdasarkan sifat fisik
Ø Medium
padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media
menjadi padat..
Ø Medium
setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi
sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan
tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak
mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh
pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue)
semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika
media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga
bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate
Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme
nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
Ø Medium
cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient
Broth), LB (Lactose Broth).
2.
Medium berdasarkan komposisi
Ø Medium
sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya
secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
Ø Medium
semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti,
misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan
ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui
secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
Ø Medium
non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui
secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato
Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
3.
Medium berdasarkan tujuan
Ø Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial
untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient
Broth, Blood Agar.
Ø Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi
juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan
pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan.
Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang
E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline.
Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
Ø Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang
mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen
kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat
selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak
hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan
komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar,
dll.
Ø Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang
digunakan untuk peremajaan kultur
Ø Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk
mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s
Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan
asam sitrat sebagai sumber karbon.
Ø Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk
mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator
ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate
Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
Ø Media diferensial
Media ini bertujuan untuk
mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang
ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan
perubahan warna media di sekeliling koloni.
II.2
Isolasi Bakteri
Medium adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme. Selain
itu juga medium digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat
fisiologi dan juga digunakan untuk perhitungan jumlah mikroba. Di dalam medium
harus ada nutrisi yang merupakan kebutuhan dasar dari mikroorganisme yang
meliputi air, karbon, mineral, energi, dan faktor tumbuh. Air sangat penting
artinya karena merupakan komponen dasar protoplasma, jalan masuknya nutrien ke
dalam sel, jalan keluarnya hasil eksresi dan sekresi dari dalam sel, dan juga
untuk reaksi-reaksi enzimatik. Air yang baik digunakan dalam pembuatan medium
pembiakan mikroorganisme adalah air suling, karena bila air yang digunakan
adalah air sadah untuk pembuatan medium yang terbentuk dari ekstrak daging dan
pepton maka akan terbentuk endapan fosfat dan magnesium fosfat. Dengan adanya
endapan-endapan tersebut maka akan menghambat bagi pertumbuhan biakan yang
ditanam dalam medium yang telah dibuat. Berdasarkan sumber karbon maka mikrobia
dapat dibedakan atas mikrobia yang dapat mensintensis semua komponen sel dari
karbondioksida yang disebut dengan autotrof. Sedangkan mikrobia yang memerlukan
satu atau lebih senyawa organik sebagai sumber karbon disebut heterotrof
Isolasi
bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan
menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur
aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena
mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan
bakteri. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini
adalah bunsen dan laminar air flow Bila tidak dijalankan
dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh miroorganisme lain sehingga akan
mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari
kontaminasi bakteri (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Ada berbagai cara untuk mengisolasi
bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara
penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara
inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan(Waluyo,
2007).
Untuk metode streak plate misalnya, mikrobia diletakkan
dalam pada ujung plate menggunakan ose,lalu digoreskan pada permukaan medium
agar tersebut dengan pola tertentu yang khas. Ada pula metode pour plate atau
penuangan. Metode ini dapat digunakan untuk penghitungan bakteri secara
langsung. Karena sebelum dituang bakteri tersebut diencerkan terlebih dahulu.
Sehingga syarat penghitungan langsung yaitu dalam 1 media terdapat 30-300
koloni dapat terpenuhi(Prescott et.al.2008).
Metode pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose
bakteri dengan air. Lalu hasil pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan
beberapa ketentuan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi bakteri.
Langkah-langkah inkubasi bakteri pada media NA dengan metode
Streak Plate
a. Cairkan
nutrien agar dalam penangas air.
b. Dinginkan sampai temperatur ± 50°.
c. Tuangkan medium agar tersebut ke
dalam cawan petri steril secara aseptik dan biarkan sampai dingin dan padat.
d. Ambil 1 ose suspensi bahan yang
mengandung bakteri atau campuran bakteri secara aseptik, kemudian dibuat
goresan pada permukaan agar.
e. Cawan
petri diberi label (etiket) kemudian dibungkus dan dibalik untuk mencegah
terjadinya tetesan air pada permukaan agar dari hasil kondensasi uap air.
f. Sesudah inkubasi akan terlihat kolni pada
bekas goresan. Pada permulaan goresan akan terjadi pertumbuhan yang lebat
setelah diinkubasikan, sehingga akan sukar diisolasi. Tiap koloni yang terpisah mungkin
berasal dari 1 macam sel bakteri.
g.
Salah satu koloni dipilih dari masing-masing tipe koloni yang
tumbuh.
h. Diambil
secara aseptis dengan ose satu koloni yang dikehendaki dan suspensikan dalam
air steril.
i. Diperiksa dengan Pewarnaan Gram.
j. Dipindahkan masing-masing jenis hasil
isolasi ke dalam medium nutrien agar miring.
k. Diinkubasikan pada
temperatur yang sesuai selama 24-28 jam.
l. Uji kembali
kemurniaanya dengan pengecatan Gram.
m. Jika tiap tabung hanya terdapat satu macam
bakteri berarti isolasi tersebut telah berhasil.
2. Cara Taburan (Pour Plate
Method)
a.
Bahan
yang mengandung bakteri atau campuran seencer mungkin disuspensikan untuk
mendapatkan koloni yang terpisah-pisah sehingga mudah diisolasi.
b. Medium untuk pertumbuhan
bakteri (nutrien agar) dicairkan dalam penangas air (100°C), dinginkan sampai
temperatur 50°C, kemudian diinokulasikan dengan satu ose suspensi secara
aseptis. Digojog
supaya tercampur rata.
c.
Dituangkan ke dalam cawan petri steril berlabel secara aseptis.
d.
Cawan-cawan petri tersebut dan selanjutnya diinkubasi pada temperatur kamar.
e. Setelah 24-48 jam
inkubasi, amati bentuk koloni bakteri baikyang tumbuh di permukaan dan di dalam
agar, apakah koloni-koloni bakteri terpisah merata atau masih menyatu dengan
bakteri lain membentuk spreader.
f. Diperhatikan
koloni yang tumbuh pada media baik yang ada di permukaan, tengah, dan dasar
medium. Lalu dicatat semua koloni berdasarkan warna, bentuk, ukuran, dan
konsistensi koloni.
3. Surface Plate Method
a. Cairkan nutrien
agar dalam penangas air.
b. Dinginkan sampai temperatur ± 50°.
c. Tuangkan medium agar tersebut
ke dalam cawan petri steril secara aseptik dan biarkan sampai dingin dan padat.
d. Bahan yang mengandung bakteri atau
campuran seencer mungkin disuspensikan untuk mendapatkan koloni yang
terpisah-pisah sehingga mudah diisolasi.
e. Tuangkan bakteri yang sudah
diencerkan kedalam cawan petri berisi medium agar yang sudah padat secukupnya.
Ratakan dengan dry glasky yang sudah disterilkan dengan alkohol dan lampu
bunsen.
f. Cawan petri diberi label (etiket)
kemudian dibungkus dan dibalik untuk mencegah terjadinya tetesan air pada
permukaan agar dari hasil kondensasi uap air.
g. Sesudah
inkubasi akan terlihat koloni pada permukaannya.
III.3 Pertumbuhan bakteri pada media
padat
Sebagaimana telah disinggung pada
bab sebelumnya, bahwa mikroba seperi makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi
pertumbuhan. Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam
mengkultivasi, mengisolasi dan mengidentifikasi mikroba.
Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda
di dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada
media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan
seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang
menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba.
Dari hasil penelitian terhadap isolasi bakteri Vibrio sp, ditemukan enam
spesies bakteri patogen Vibrio sp, yaitu :
a. Vibrio Anguillarum
Mempunyai ciri-ciri warna putih kekuning-kuningan, bulat, menonjol dan
berkilau. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase,
oksidase, glukosa, laktosa, sellobiosa, galaktosa dan manitol positif.
Sedangkan methyl red dan H2S negatif.
b. Vibrio
alginolyticus.
Mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik
biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negatif.
biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negatif.
c. Vibrio
cholera
Mempunyai ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna
media berubah menjadi kuning. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat
fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa,
galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat
negatif.
d. Vibrio salmonicida
Mempunyai ciri-ciri berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat, menonjol
dan utuh. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase,
oksidase, glukosa positif. Sedangkan methyl red, H2S, laktosa, galaktosa,
manitol, sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.
e. Vibrio
vulnificus.
Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 2-3 mm.
Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase,
methyl red dan H2S glukosa, sellobiosa, fruktosa, galaktosa dan manitol
positif. Sedangkan, laktosa bersifat negatif.
f. Vibrio
parahaemolyticus.
Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 3- 5 mm, dipusat
koloni berwarna hijau tua. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat
fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol
positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, methyl red dan H2S bersifat negatif.
d.Pewarnaan Gram
Bakteri
adalah suatu organism prokariot. Beberapa sifat morfologi bakteri sangat
penting dalam hubungannya dengan pertumbuhannya pada makanan dan ketahanannya
terhadap pengolahan. Bakteri pada umumnya mempunyai ukuran sel 0,5-0,1 mikro
meter kali 2,0-3,0 mikro meter. Karena ukurannya sangat kecil,sehingga untuk
melihat sturuktur morfologi dan bentuk bakteri diperlukan mikroskop agar dapat
mengamatinya. Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri maka bakteri dapat
diperiksa di dalam keadaan hidup atau dalam keadaan mati.Pemeriksaan morfologi
bakteri bertujuan untuk mengenal nama bakteri. Di samping itu,diperlukan juga
pengenalan sifat-sifat fisiologisnya,bahkan sifat fisiologis merupakan factor
penentu dalam mengenal spesies suatu bakteri.
Pewarnaan Gram
adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang
digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang
sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet,
larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa
zat warna safranin atau air fuchsin
Pewarnaan gram sering disebut juga pewarnaan sederhana disebut
sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai
organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan
sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dan basa). Zat-zat
warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan
pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna
basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah memilen biru, krisdal
violet dan karbol fuehsin.
Perbedaan
antara bakteri gram positif dan gram negative.
a.
Pada gram negatif
• peptidoglikan pada dinding sel tebal
• kandungan lipid rendah (1 - 4 %), peptidoglikan lapis
tunggal (>50%), asam tekoat
• rentan terhadap antibiotik penisilin
• pertumbuhan dihambat oleh zat-zat warna dasar (misal
ungu kristal)
• persyaratan nutrini agak rumit
• pada saat prosedur pewarnaan Gram, meninggalkan warna
biru
• berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop
• mempertahankan warna metil ungu
• resisten terhadap gangguan fisik
b. Pada gram positif
• peptidoglikan tipis
• kandungan lipid tinggi : peptidoglikan (10% berat
kering), tidak ada asam tekoat
• tidak rentan terhadap antibiotik penisilin
• pertumbuhan tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar.
• persyaratan nutrisi → relatif sederhana.
• kehilangan kompleks warna ungu
kristal pada waktu dicuci alkohol → terwarnai pewarna tandingan safranin (sel tampak merah muda)
• berwarna merah atau merah mudab di bawah mikroskop
• tidak mempertahankan zat warna metil ungu.
METODE
KERJA
III.1
Alat
·
Ose bulat
·
Spiritus
·
Petridish
·
Autoclave
·
Inkubator
·
Objek glass
·
Pipet tetes
·
Mikroskop
III.2
Bahan
o
Koloni bakteri
o
Biakan bakteri Vibrio sp
o
NaCl 0.9%
o
Reagen CGV
o
Reagen Lugol
o
Reagen Alkohol
o
Reagen Air fuchsin / Safranin
III.3
Cara kerja
Hari I
1. Disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibuat
media Endo Agar,kemudian dituang ke dalam plate steril.
3. Setelah
dingin dibungkus dengan kertas dan dimasukkan ke dalam lemari es.
Hari II
1.Biakan
bakteri ditanam pada media Endo Agar.
2.Diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 37 oC.
Hari III
1.
Dilakukan pewarnaan gram pada koloni bakteri yang telah tumbuh pada media Endo
Agar.
2.Diamati
morfologi bakteri pada mikroskop dengan
pembesaran objektif 100 X.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
IV.1.1
Koloni pda media Endo Agar
Gambar : koloni Vibrio sp
IV.1.2 hasil Pewarnaan
IV.2
Pembahasan
¶ Hasil
Penanaman
Bakteri terlihat berbentuk
coccus gram negative berwarna merah, hal ini menandakan bahwa bakteri tersebut
mengikat zat warna merah dari safranin.
¶ Ciri-ciri
koloni
Pada media Endo Agar
koloni berwarna merah,bulat,berkilau,dan menonjol.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bakteri Vibrio sp yang tumbuh pada
media Endo Agar merupakan bakteri garm negative berbentuk coccus dan bentuk
koloni bulat,berwarna merah,berkilau dan menonjol.
V.2
Saran
Sebaiknya praktikan memperhatikan APD
sebelum melakukan praktikum.Sebelum melakukan penanaman praktikan harus
memperhatikan alat-alat yang digunakan sudah steril atau belum.
DAFTAR
PUSTAKA
Tamher,sayuti. 2000.
Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Depkes RI; Jakarta
Irianto,Koes
.2006 . Mikrobiologi . Yrama Widya; Bandung.
Ekmon-saurus.blogspot.com/.../bab-2-media-pertumbuhan.diakses pada tanggal 16
september 2011
Rachdie.blogsome.com/.../mengenal-media-pertumbuhan-mikroba.diakses tanggal 18 september 2011
5 komentar:
You have a great blog - I would think your readership 918kiss is very high
Spot Joker123 on with this article, I really Joker123 Malaysia think this joker123 apk android website needs more attention. I'll probably be back to read joker123 online more, thanks for the info.
Wow that would be great party. i love get rollex casino online download together with friends and family it greats time we pass with them.
Good, i was looking live22 agent for log designer, but now i assign some one. i will remember you next time.
For the current dice game, you can easily entrance it. The advantage is that the dice are faster. Allows you to take steps results in a rushed era of period without waiting for the dice to spin until it stops. Also, it's hard to guess. Because it helps you not have to make miserable more or less using unfair dice, some websites or help providers have problems in this area. Playing games can solve your problems in this area. And it as a consequence hop over to this website allows you to experience more ways to play, so you can have more fun than before, without having to monotonously take action unfashionable dice.
Posting Komentar