Makalah STRUKTUR BAKTERI

12.02 |


BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1.      Organisme multiselluler
2.      Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3.      Umumnya tidak memiliki klorofil
4.      Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5.      Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6.      Hidup bebas atau parasit
7.      Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8.      Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1.      Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
2.      Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.


Struktur Dasar Bakteri :
1.      Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2.      Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3.      Sitoplasma adalah cairan sel.
4.      Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5.      Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
I.II Maksud Praktikum
            Maksud praktikum ini adlah utuk mengetahui pembuatan media NA.
I.III Tujuan Praktikum
            Untuk mengidentifikasi bakteri yang tumbuh pada media NA.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I Media Pertumbuhan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalh suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.  Kolagen. Kekurangannya adalah lebuh banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
1.      Bahan-bahan media pertumbuhan
a.       Bahan Dasar
{  Air (H2O) sebagai pelarut
{  Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC
{  Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannya adalah lebih banyak jenis mokroba yang mampu menguraikannya disbanding agar.
{  Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.
b.      Nutrisi atau zat makanan
{  Media harus mengandung unsure-unsur yang diperlukan untuk metabolism sel yaitu berupa unsure makro seperti C, H, O, N, P . Unsur mikro seperti Fe, MG dan unsure pelican/trace element.
{  Sumber karbon dan energy yang dapat diperoleh berupa senyawa organic atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organic antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organic.
{  Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapt menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
{  Vitamin-vitamin.
c.       Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indicator asam basa) ditambahkan untuk indicator perubahan ph akibat produksi mikroba non-target/kontaminan.
d.      Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
{  Agar. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaanya adalah sbagai pemadat(gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada ph yang asam
{  Pepton . pepton adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin,gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantumg pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
{  Meat extract. Meat extract  adalah mengandung basa organic terbuat dari otak, limpa, plasenta dan daging sapi.
{  Yeast extract.  Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol, selain itu juga mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex)
{  Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dala amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5%.
1.      Macam macam media pertumbuhan
Medium berdasarkan sifat fisik
{  Medium padat yaitu  media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat
{  Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat , tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan seperti mikroba dapat menyebar Ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NFB Nitrogen Free Bomthymol Blue) semi solid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semi solid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen meningkatkan metabolism nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
{  Media cair yaitu media yag tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutriuen Broth), LB (Lochtose Broth).
2.      Medium berdarakan komposisi
{  Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya glucose agar, mac conkey agar.
{  Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti misalnya PDA (Potato dekstrose agar) yang mengandung agar, Dekstrosa dan ekstra kentang. Untuk bahan ekstra kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
{  Medium non sintesis media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung di ekstrak dari bahan dasarnya, misalnya, tomato, juice agar, brain heart infusion agar, pancreatic ekstrac
3.      Medium berdasarkan tujuan
{  Media untuk isolasi
Media ini mengadung semua senyawa  esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth blood agar.
{  Media selektif/penghemat
Media yang saling mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah luriah bertani media yang ditambah amphisin untuk merangsang E.coli resisten anti biotik dan menghambat kontaminan yang peka, ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
{  Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.
{  Media untuk peremajaan kultur
{  Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur
{  Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
{  Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
{  Media untuk karakterisasi bakteri
{  Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
{  Media diferensial
{  Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.


II.2 Isolasi Bakteri
Langkah-langkah inkubasi bakteri pada media NA dengan metode Streak Plate
a.    Cairkan nutrien agar dalam penangas air.
b.    Dinginkan sampai temperatur ± 50°.
c.    Tuangkan medium agar tersebut ke dalam cawan petri steril secara aseptik dan biarkan sampai dingin dan padat.
d.   Ambil 1 ose suspensi bahan  yang mengandung bakteri atau campuran bakteri secara aseptik, kemudian dibuat goresan pada  permukaan agar.
e.   Cawan petri diberi label (etiket) kemudian dibungkus dan dibalik untuk mencegah terjadinya tetesan air pada permukaan agar dari hasil kondensasi uap air.
f.   Sesudah inkubasi akan terlihat koloni pada bekas goresan. Pada permulaan goresan akan terjadi pertumbuhan yang lebat setelah diinkubasikan, sehingga akan sukar diisolasi. Tiap koloni yang terpisah mungkin berasal dari 1 macam sel bakteri.
g.   Salah satu koloni dipilih dari masing-masing tipe koloni yang tumbuh.
h.   Diambil secara aseptis dengan ose satu koloni yang dikehendaki dan suspensikan dalam air steril.
i.   Diperiksa dengan Pewarnaan  Gram.
j.   Dipindahkan masing-masing jenis hasil isolasi ke dalam medium nutrien  agar miring.
k.  Diinkubasikan pada temperatur yang sesuai selama 24-28 jam.
l.   Uji kembali kemurniaanya dengan pengecatan Gram.
m. Jika tiap tabung hanya terdapat satu macam bakteri berarti isolasi tersebut telah berhasil.

2.      Cara Taburan (Pour Plate Method)
b.      Medium untuk pertumbuhan bakteri (nutrien agar) dicairkan dalam penangas air (100°C), dinginkan sampai temperatur 50°C, kemudian diinokulasikan dengan satu ose suspensi secara aseptis. Digojog supaya tercampur rata.
c.       Dituangkan ke dalam cawan petri steril berlabel secara aseptis.
d.      Cawan-cawan petri tersebut dan selanjutnya diinkubasi pada temperatur kamar.
e.       Setelah 24-48 jam inkubasi, amati bentuk koloni bakteri baikyang tumbuh di permukaan dan di dalam agar, apakah koloni-koloni bakteri terpisah merata atau masih menyatu dengan bakteri lain membentuk spreader.
f.       Diperhatikan koloni yang tumbuh pada media baik yang ada di permukaan, tengah, dan dasar medium. Lalu dicatat semua koloni berdasarkan warna, bentuk, ukuran, dan konsistensi koloni.

4.      Surface Plate Method

a.   Cairkan nutrien agar dalam penangas air.
b.   Dinginkan sampai temperatur ± 50°.
c.    Tuangkan medium agar tersebut ke dalam cawan petri steril secara aseptik dan biarkan  sampai dingin dan padat.
d.     Bahan yang mengandung bakteri atau campuran seencer mungkin disuspensikan untuk mendapatkan koloni yang terpisah-pisah sehingga mudah diisolasi.
e.     Tuangkan bakteri yang sudah diencerkan kedalam cawan petri berisi medium agar yang sudah padat secukupnya. Ratakan dengan dry glasky yang sudah disterilkan dengan alkohol dan lampu bunsen.
f.     Cawan petri diberi label (etiket) kemudian dibungkus dan dibalik untuk mencegah terjadinya tetesan air pada permukaan agar dari hasil kondensasi uap air.
g.     Sesudah inkubasi akan terlihat koloni pada permukaannya.

III.3 Pertumbuhan bakteri padamedia padat
      Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, bahwa mikroba seperti makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan. Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu didalam m mikroengkultivasi dan mengidentifikasi mikroba.
      Mikroba memiliki karakteristik dan cirri yang berbeda-beda di dalam persyratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bias hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya.karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba.
  Pewarnaan Gram
             Bakteri adalah suatu organism prokariot. Beberapa sifat morfologi bakteri sangat penting dalam hubungannya dengan pertumbuhannya pada makanan dan ketahanannya terhadap pengolahan. Bakteri pada umumnya mempunyai ukuran sel 0,5-0,1 mikro meter kali 2,0-3,0 mikro meter. Karena ukurannya sangat kecil,sehingga untuk melihat sturuktur morfologi dan bentuk bakteri diperlukan mikroskop agar dapat mengamatinya. Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri maka bakteri dapat diperiksa di dalam keadaan hidup atau dalam keadaan mati.Pemeriksaan morfologi bakteri bertujuan untuk mengenal nama bakteri. Di samping itu,diperlukan juga pengenalan sifat-sifat fisiologisnya,bahkan sifat fisiologis merupakan factor penentu dalam mengenal spesies suatu bakteri. 
Pewarnaan Gram  adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin
      Pewarnaan  gram sering disebut juga pewarnaan sederhana disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah memilen biru, krisdal violet dan karbol fuehsin.

           



Perbedaan antara bakteri gram positif dan gram negative.
a.    Pada gram negatif
{  peptidoglikan pada dinding sel tebal
{  kandungan lipid rendah (1 - 4 %), peptidoglikan lapis tunggal (>50%), asam tekoat
{  rentan terhadap antibiotik penisilin
{  pertumbuhan dihambat oleh zat-zat warna dasar (misal ungu kristal)
{   persyaratan nutrini agak rumit
{  pada saat prosedur pewarnaan Gram, meninggalkan warna biru
{  berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop
{   mempertahankan warna metil ungu
{   resisten terhadap gangguan fisik

b. Pada gram positif
{  Peptidoglikan Tipis                                                                                                
{  Kandungan lipid tinggi : peptidoglikan (10% berat kering), tidak ada asam tekoat
           tidak rentan terhadap antibiotik penisilin
{  Pertumbuhan tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar.
{  Persyaratan nutrisi → relatif sederhana.
{  Kehilangan kompleks warna ungu kristal pada waktu dicuci alkohol → terwarnai pewarna   tandingan safranin (sel tampak merah muda)
{   Berwarna merah atau merah mudab di bawah mikroskop
{  Tidak mempertahankan zat warna metil ungu.





BAB III
METODE KERJA
o   Alat
ü  Ose bulat
ü  Spritus
ü  Petridish
ü  Autoclave
ü  Incubator
ü  Objek glass
ü  Pipet tetes
ü  Mikroskop
o   Bahan
ü  Coloni bakteri
o  Reagen
ü  NaCl 0,9%
ü  CGV
ü  Lugol
ü  Alcohol 96%
ü  Air fuchsin
o  Cara kerja
Hari I
{  Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
{  Dibuat media NA kemudian dituang kedalam plate steril
{  Setwlah dingin dibungkus dengan kertas dan dimasukkan ke dalam pendingin atau lemari es

Hari 2
o  Biakan di tanam dalam media agar
{  Ose difiksasi pada spritus
{  Diambil koloni pada suspense
{  Tanam pada media NA yaitu dengan cara menggores zigzag seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini
{  Media yang telah ditanami koloni kemudian dibungkus kembali
{  Diinkubasi selam 24 jam pada suhu 370C
     Hari 3
o  Dilakukan pewarnaan gram untuk mengidentifikasi bakteri yang tumbuh pada media NA
{  Sediaan yang telah difiksasi digenangi dengan CGV selama 1-3 menit
{  Dicuci dengan air kran
{  Ditetesi dengan lugol dan didiamkan selama 45 detik
{  Dilunturkan dengan alcohol 96%
{  Kemudian ditetesi dengan Air fuchsin
{  Dikeringkan kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif 100x (oil imercy)







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Koloni Pada Media NA
2.      Hasil Pewarnaan
  
                                



             Gambar bakteri gram positif





BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
           Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bakteri gram positif yang berbentuk batang pada medi NA (Nutrient Agar)

V.2 Saran
           Sebaiknya praktikan memperhatikan APD sebelum melakukan praktikum.Sebelum melakukan penanaman praktikan harus memperhatikan alat-alat yang digunakan sudah steril atau belum.



DAFTAR PUSTAKA

  Tamher,sayuti. 2000. Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Depkes RI; Jakarta
  Irianto,Koes .2006 . Mikrobiologi . Yrama Widya; Bandung.
  Ekmon-saurus.blogspot.com/.../bab-2-media-pertumbuhan.diakses pada tanggal 16  september 2011
  Wawan-junaidi.blogspot.com › BIOLOGI.diakses tanggal 17 september 2011
  Rachdie.blogsome.com/.../mengenal-media-pertumbuhan-mikroba.diakses tanggal 18 september 2011

0 komentar:

Posting Komentar